MenelaahStruktur dan Ciri Kebahasaan Pidato Persuasif. Pengenalan Isu Pengenalan isu berupa pengantar atau awalan pada teks yang mengenalkan isu atau permasalahan yang akan dibahas. Pengertian Cara Kaidah Kebahasaan dan Struktur June 24 2020 January 16 2021 mataoker Artikel Mataoker kali ini akan membahas tentang materi teks
Bingung mencari contoh teks drama beserta strukturnya? Simak contoh teks drama beserta struktur dan kaidah kebahasaannya di sini.— Dalam bahasa Indonesia, karya sastra terbagi menjadi banyak genre. Beberapa genre karya sastra yang terkenal adalah puisi, prosa, dan drama. Hal ini karena ketiga genre karya sastra tersebut dipelajari di sekolah. Nah, dalam artikel ini kita akan membahas mengenai teks drama, mulai dari pengertian, ciri, kaidah kebahasaan, struktur, hingga contoh teks drama. Pengertian Teks DramaCiri-Ciri Teks DramaKaidah Kebahasaan Teks DramaPenggunaan bahasaMenggunakan kata kerja menggambarkan peristiwaMenggunakan kata ganti orang ketigaMenggunakan kata sapaanMenggunakan kata sifatMenggunakan konjungsi kronologiKata yang menyatakan sesuatu yang dipikirkanStruktur Teks Drama1. Prolog Adegan Pembuka2. Dialog PercakapanStruktur Dialog DramaOrientasiKomplikasiKlimaksResolusi3. Epilog Adegan AkhirContoh Teks Drama Pendidikan Beserta StrukturnyaPrologDialogEpilog Pengertian Teks Drama Menurut Hasanuddin 2009, 4 drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakteristik, yaitu dimensi sastra dan dimensi seni pertunjukan. Artinya, drama merupakan karya yang dapat berupa karya sastra yang berwujud naskah teks drama. Selain itu, drama juga bisa berupa karya seni pertunjukkan atau pentas. Pada akhirnya, karya sastra yang berupa naskah drama juga bertujuan untuk dipentaskan. Menurut Fariyanti 2010, 21, teks drama berperan sangat penting dalam bermain drama modern. Hal ini karena teks drama berfungsi sebagai petunjuk bagi para aktor atau pemeran di atas pentas agar cerita dapat tersampaikan dengan baik kepada penonton. Kisah dalam drama disampaikan melalui dialog dan narasi. Akan tetapi, yang paling mendominasi adalah dialog. Baik itu dialog antartokoh maupun percakapan dengan diri sendiri atau monolog. Keberadaan dialog menjadi ciri khas yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya. Ciri-Ciri Teks Drama Teks drama memiliki ciri yang membedakannya dengan teks lainnya. Adapun ciri-ciri teks drama adalah Berupa cerita;Terdapat dialog;Bertujuan untuk dipentaskan. Kaidah Kebahasaan Teks Drama Setiap jenis teks tentunya memiliki kebahasaan yang menjadi ciri khasnya. Sama halnya dengan teks lainnya, drama juga memiliki kaidah kebahasaan yang paling sering muncul. Apa saja kaidah kebahasaan yang sering muncul dalam teks drama? Berikut ulasannnya. Penggunaan bahasa Salah satu kaidah kebahasaan yang biasanya terdapat dalam teks drama adalah penggunaan bahasa yang tidak baku. Menurut Saliman dalam Fariyanti, 2010, 10 bahasa digunakan dalam drama sengaja dipilih yang tidak baku karena pengarang mempertimbangkan fungsinya sebagai sarana komunikasi. Maksudnya, bahasa yang dipakai dalam teks drama merupakan ragam bahasa yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini demi mempertimbangkan fungsi komunikasinya sehingga sengaja mengabaikan aturan dalam tata bahasa baku. Menggunakan kata kerja menggambarkan peristiwa Apabila seseorang membaca suatu teks drama tanpa menyaksikan pementasan drama tersebut, mau tidak mau dia juga harus membayangkan alur peristiwa seperti yang terjadi di atas pentas Hasanuddin dalam Dewojati, 2010, 9. Artinya saat membaca teks drama, seseorang dituntut untuk dapat memvisualisasikan peristiwa dari cerita tersebut. Maka dari itu, dalam teks drama sering menggunakan kata kerja yang bisa menggambatkan alur peristiwa yang terjadi. Menggunakan kata ganti orang ketiga Kaidah kebahasaan yang sering muncul dalam drama adalah penggunaan kata ganti orang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kemendikbud 2017, 366 bahwa drama menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog dan epilog. Kata ganti orang ketiga yang lazim digunakan dalam drama adalah mereka. Menggunakan kata sapaan Kaidah kebahasaan teks drama selanjutnya adalah kata sapaan. Lazimnya digunakan pada bagian percakapan atau dialog antartokoh. Kata sapaan yang biasanya digunakan dalam drama adalah saya, kami, kita, dan Anda. Menggunakan kata sifat Kata sifat digunakan untuk menggambarkan watak tokoh, tempat, atau suasana saat terjadinya suatu adegan dalam drama. Contoh kata sifat yang biasa digunakan dalam drama adalah rapi, bersih, kuat, dan baik. Menggunakan konjungsi kronologi Berdasarkan Kemendikbud 2017, 367, salah satu ciri kebahasaan yang biasa digunakan dalam drama adalah konjungsi kronologi. Konjungsi kronologi digunakan untuk menyatakan urutan waktu dalam drama. Contoh dari konjungsi kronologi adalah sebelum, setelah itu, sekarang, kemudian, dan mula-mula. Kata yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan Terakhir, drama juga menggunakan kata yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan oleh tokoh. Kata ini digunakan untuk memudahkan pembaca atau penonton dalam memahami adegan yang terjadi dalam drama. Teks drama terdiri dari beberapa struktur bagian. Adapun struktur teks drama adalah sebagai berikut. 1. Prolog Adegan Pembuka Struktur teks drama yang pertama adalah prolog. Bagian ini berisi kalimat pembuka berupa gambaran para pemain atau latar belakang cerita. Prolog biasanya disampaikan oleh dalang tukang cerita atau tokoh tertentu. 2. Dialog Percakapan Percakapan dalam naskah drama disebut dialog. Selain berisi percakapan antartokoh, dialog juga harus menunjang gerak laku pemainnya. Dalam dialog, tersaji urutan peristiwa yang dibagi menjadi beberapa bagian atau struktur. Struktur Dialog Drama Orientasi Orientasi merupakan bagaian awal dari dialog. Bagian ini menggambarkan situasi yang sudah atau sedang terjadi. Pada bagian ini, tokoh mulai terlibat persoalan dengan tokoh lainnya, baik secara individu maupun kelompok. Umumnya, bagian ini merupakan titik tolak untuk membangun konflik yang ada dalam drama. Komplikasi Bagian ini berisi konflik-konflik dan pengembangannya yang berupa gangguan, halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. Pada tahap ini, masing-masing tokoh makin memperlihatkan tujuan yang ingin dicapai. Klimaks Pada tahap ini, konflik mulai bergerak menajam ke arah puncak. Masing-masing tokoh akan mulai memberikan pilihan jalan keluar. Resolusi Resolusi merupakan bagian dimulainya penyelesaian masalah yang dihadapi. Pada tahap ini, konflik mulai mereda. Masing-masing tokoh menempuh penyelesaian yang diputuskan masing-masing dengan atau tanpa kesepakatan. 3. Epilog Adegan Akhir Bagian dalam naskah drama yang merupakan penutup naskah disebut epilog. Bagian ini biasanya berisi tentang kesimpulan dan pesan atau amanat yang bisa diambil dari cerita drama. Contoh Teks Drama Pendidikan Beserta Strukturnya Supaya lebih paham mengenai teks drama, berikut terdapat contoh teks drama singkat tentang pendidikan. Contoh teks drama singkat ini dikutip dari modul Bahasa Indonesia. KEJUJURAN Prolog Pagi itu di sebuah SMP, seorang guru datang ke kelas 8A. Kelas yang mulainya gaduh menjadi sunyi karena kedatangan guru tersebut. Dialog Guru “Selamat pagi, Anak-anak!” Semua siswa “Selamat pagi, Pak!” Guru “Anak-anak, tugas karya tulis minggu kemarin silakan dikumpulkan ke depan.” Semua siswa “Baik, Pak.” satu persatu siswa mulai berjalan ke depan kelas untuk mengumpulkan tugas karya tulis masing-masing Guru “Karena ini merupakan tugas perorangan, maka penilaian akan dilakukan berdasarkan isi dari karya tulis kalian. Jadi sekarang tolong masukkan buku kalian semua, Bapak akan mengadakan ulangan.” Reni “Hah, ulangan apa lagi, Pak? Baru saja 3 hari yang lalu diadakan ulangan.” Guru “Rara, tolong dibagikan kertas folio ini ke semua siswa.” Rara “Baik, Pak.” sambil berjalan membagikan kertas folio. Suasana ruang kelas berubah menjadi gaduh karena setiap siswa mengeluh tentang diadakannya ulangan mendadak ini Guru “Pada ulangan kali ini, Bapak ingin kalian menulis ulang pokok-pokok dan kesimpulan dari karya tulis yang kalian buat.” kemudian siswa hening dan sibuk mengerjakan ulangan, sedangkan Pak Guru sibuk memeriksa tugas karya tulis yang tadi dikumpulkan. Pak Guru menemukan keanehan pada tugas karya tulis milik Rara dan Rina karena tugas keduanya isinya sama persis. setelah beberapa menit berlalu, beberapa siswa mulai mengumpulkan kertas ujiannya termasuk Rara dan Rina lalu tak lama kemudian bel istirahat terdengar Guru “Karena sudah waktunya istihat, tolong yang belum mengumpulkan kertas ujiannya sekarang dikumpulkan meskipun belum selesai.” beberapa siswa yang belum mengumpulkan kertas ujian mulai maju ke depan untuk mengumpulkan Guru “Baiklah yang lain bisa istirahat. Tolong Rara dan Rina tetap di sini, Bapak mau bicara.” semua siswa keluar ruang kelas kecuali Rara dan Rina Rara “Mohon maaf, ada apa ya, Pak?” Guru “Bapak minta kalian berdua jujur kepada Bapak. Kenapa tugas kalian bisa sama persis, bahkan tanda bacanya juga.” Rara “Saya mengerjakan karya tulis itu sendiri, Pak.” Rina “Saya juga mengerjakan karya tulis saya sendiri, Pak.” Guru “Lalu, mengapa isi dari jawaban ulangan kalian tadi tidak sama dengan isi karya tulis kalian?” lama Rara dan Rina terdiam, takut-takut untuk memulai berbicara Guru “Kalau tidak ada yang mau menjelaskan, Bapak anggap kalian tidak mengerjakan tugas karya tulis dan tidak mengikuti ulangan tadi.” Rina “Maaf, Pak. Kalau saya jujur apakah Bapak akan memaafkan saya?” Guru “Tentu saja. Bapak menghargai setiap orang yang berani jujur mengakui kesalahannya.” Rina “Saya mendapatkan materi untuk tugas karya tulis dari internet, Pak. Saya langsung copy paste dan tidak saya baca lagi. Itulah mengapa ulangan tadi tidak sama dengan isi karya tulis saya.” Guru “Baiklah, alasan kamu bisa Bapak terima. Terus kamu Rara?” Rara “Maaf Pak. Saya minta tolong Reni mengerjakan tugas karya tulis itu, sepertinya dia mencari sumber dari internet.” Guru “Kalau begitu tolong panggilkan Reni.” Rara “Baik, Pak.” Rara pun keluar memanggil Reni Reni “Bapak memanggil saya?” Guru “Iya, Bapak ingin bertanya, apa benar Rara minta tolong pada kamu untuk mengerjakan tugasnya?” Reni “Iya, maafkan saya, Pak. Rara bilang dia tidak mengerti tugas dari bapak terlebih dia bilang dia tidak bisa mencari tugas tersebut dari internet karena dia tidak punya uang untuk ke warnet.” Guru “Baiklah kalau begitu. Tugas karya tulis dan ulangan kalian bapak kembalikan. Kalian harus membuat karya tulis lagi dan dikumpulkan dalam 3 hari.” Rara dan Rina “Baik Pak.” Epilog Akhirnya Rara dan Rina mengerjakan kembali tugasnya dengan sungguh-sungguh. Mereka lalu mengumpulkan tugasnya sebelum tenggat waktu yang sudah ditentukan. Itu tadi penjelasan mengenai contoh teks drama beserta struktur dan kaidah kebahasaannya. Semoga dengan adanya contoh teks drama ini kamu mampu mengidentifikasi teks drama. Navigasi pos
Penjelasandi atas merupakan unsur­unsur kaidah kebahasaan yang ada dalam teks pidato mengenai “Dampak Globalisasi”. Sekarang kamu memahami sudah memahami struktur dan kaidah kebahasaan yang ada dalam teks persuasi. Agar kamu lebih memahami kaidah kebahasaan bacalah teks pidato di bawah ini. (Sumber: Kosasih, E. 2017. 213 Bab 8 Bahasa Indonesia C. Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Drama Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu Menelaah karakteristik stuktur dan kaidah kebahasaan dalam teks drama yang berbentuk naskah atau pentas. 1. Struktur Teks Drama Struktur drama yang berbentuk alur pada umumnya tersusun sebagai berikut. a. Prolog merupakan pembukaan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah drama atau sandiwara. Bagian ini biasanya disampaikan oleh tukang cerita dalang untuk menjelaskan gambaran para pemain, gambaran latar, dan sebagainya. b. Dialog merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia, problematika yang dihadapi, dan cara manusia dapat menyelesaikan persoalan hidupnya. Di dalam dialog tersaji urutan peristiwa yang dimulai dengan, orientasi, komplikasi, sampai dengan resolusi. 1 Orientasi, adalah bagian awal cerita yang menggambarkan situasi yang sedang sudah atau sedang terjadi. 2 Komplikasi, berisi tentang konlik-konlik dan pengembangannya gangguan-gangguan, halangan-halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. Pada bagian ini pula dapat diketahui watak tokoh utama yang menyangkut protagonis dan antagonisnya. 3 Resolusi, adalah bagian klimaks turning point dari drama, berupa babak akhir cerita yang menggambarkan penyelesaian atas konlik- konlik yang dialami para tokohnya. Resolusi haruslah berlangsung secara logis dan memiliki kaitan yang wajar dengan kejadian sebelumnya. c. Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk menyampaikan inti sari cerita atau menafsirkan maksud cerita oleh salah seorang aktor atau dalang pada akhir cerita. 214 Kelas VIII SMPMTs Struktur Alur Drama Kegiatan A. Jelaskan struktur teks drama berikut bersama kelompokmu. Tunjukkan bagian- bagiannya secara sistematis, yang meliputi prolog, orientasi, komplikasi, resolusi, dan epilognya. Simpulkanlah tentang lengkap-tidaknya bagian- bagiannya itu Struktur Teks Drama Kutipan TeksPenjelasan 1. Prolog 2. Orientasi 3. Komplikasi 4. Resolusi 5. Epilog . . . . B. Secara bergiliran, presentasikanlah pendapat kelompokmu itu di depan kelompok lain untuk mendapat tanggapan-tanggapan Aspek Isi Tanggapan 1. Kelengkapan 2. Ketepatan 3. Keterperincian Prolog Pengenalan tokoh, latar, latar belakang cerita Dialog •Orientasi •Konlikasi •Resolusi Epilog •Penutup •Intisari cerita 215 Bab 8 Bahasa Indonesia Babak I Pagi-pagi, suasana di kelas IX SMP Sambo Indah cukup ramai. Bermacam- macam tingkah kegiatan mereka. Ada yang mengobrol, ada yang membaca buku. Ada pula yang keluar masuk kelas. Cahyo ”Ssst….Bu Indati datang” Para siswa segera beranjak duduk di tempatnya masing-masing Bu Indati ”Selamat pagi, Anak-anak” ramah Anak-anak ”Selamat pagi, Buuuuuu” kompak. Bu Indati ”Anak-anak, kemarin Ibu memberikan tugas Bahasa Indonesia membuat pantun, semua sudah mengerjakan?” Anak-anak ”Sudah Bu.” Bu Indati ”Arga, kamu sudah membuat pantun?” Agra ”Sudah dong Bu.” Bu Indati ”Coba kamu bacakan untuk teman-temanmu.” Agra tersenyum nakal ”Jalan ke hutan melihat salak, Ada pula pohon-pohon tua Ayam jantan terbahak-bahak Lihat Inka giginya dua” Anak-anal Tertawa terbahak-bahak. Inka Cemberut, melotot pada Agra Bu Indati ”Arga, kamu nggak boleh seperti itu sama temannya.” Agak kesal Kekurangan orang lain itu bukan untuk ditertawakan. Coba kamu buat pantun yang lain.” Agra ”Iya Bu” masih tersenyum-senyum. 216 Kelas VIII SMPMTs Babak II Siang hari. Anak-anak SMP Sambo Indah pulang sekolah, Inka mendatangi Arga. Inka ”Arga, kenapa sih kamu selalu usil? Kenapa kamu selalu mengejek aku? Memangnya kamu suka kalau diejek?” cemberut Agra Tertawa-tawa ”Aduh…maaf deh Kamu marah ya, In?” Inka ”Iya dong. habis…kamu nakal. Kamu memang sengaja mengejek aku kan, biar anak-anak sekelas menertawakan aku.” Agra ”Wah…jangan marah dong, aku kan cuma bercanda. Eh, katanya marah itu bisa menghambat pertumbuhan gigi, nanti kamu giginya dua terus, hahaha…” Danto Tertawa. ”Iya, Kak. Nanti ayam jago menertawakan kamu terus” Inka ”Huh kalian jahat Berteriak Aku nggak ngomong lagi sama kalian” Pergi Gendis Menghampiri Inka ”Sudahlah In, nggak usah dipikirkan. Arga kan memang usil dan nakal. Nanti kalau kita marah, dia malah tambah senang. Kita diamkan saja anak itu. Babak III Hari berikutnya, sewaktu istirahat pertama. Agra Duduk tidak jauh dari Gendis ”Dis, nama kamu kok bagus sih. mengeja nama Gendis itu gimana?” Gendis ”Apa sih, kamu mau mengganggu lagi, ya? Beraninya cuma sama anak perempuan.” Agra ”Aku kan cuma bertanya, mengeja nama Gendis itu gimana. Masak gitu aja marah.” Gendis ”Memangnya kenapa sih? Curiga Gendis ya mengejanya G-E-N-D-I-S dong” Agra ”Haaa…kamu itu gimana sih Dis. Udah SMP kok belum bisa mengeja nama sendiri dengan benar. Gendis itu mengejanya G-E-M-B-U-L. Itu kayak pamannya Bobo, hahaha….” Teman-teman Agra tertawa 217 Bab 8 Bahasa Indonesia Gendis ”Arga, kamu selalu begitu Bisa nggak sih, sehari tanpa berbuat nakal? Lagi pula kamu cuma berani mengganggu anak perempuan. Dasar” Marah dan meninggalkan Agra. Babak IV Di perjalanan, hari sudah siang. Inka dan Gendis berjalan kaki pulang sekolah. Tiba-tiba di belakang mereka terdengar bunyi bel sepeda berdering- dering. Agra Di atas sepeda ”Hoi…minggir…minggir…. Pangeran Arga yang ganteng ini mau lewat. Rakyat jelata diharap minggir.” Inka Gendis Menoleh sebal Agra Tertawa-tawa dan…. gubrak terjatuh ”Aduuuuh” Inka ”Rasakan kamu Berteriak Makanya kalau naik sepeda itu lihat depan.” Gendis “Iya Makanya kalau sama anak perempuan jangan suka nakal. Sekarang kamu kena batunya.” Agra Meringis kesakitan ”Aduh…tolong, dong. Aku nggak bisa bangun nih?” Inka ”Apa-apaan ditolong. Dia kan suka menganggu kita kita. Biar tahu rasa sekarang. Lagi pula, paling dia cuma pura- pura. Nanti kita dikerjain lagi.” Agra ”Aduh…aku nggak pura-pura. Kakiku sakit sekali. Merintih Aku janji nggak akan ngerjain kalian lagi.” Inka Menjadi merasa kasihan pada Agra ”Ditolong yuk, Dis.” Gendis ”Tapi…” Inka ”Sudahlah, kita kan nggak boleh dendam sama orang lain. Bagaimanapun, Arga kan teman kita juga.” Gendis Mengangguk dan mendekati Arga. Inka ”Apanya yang sakit, Ga?” Agra ”Aduh…kakiku sakit sekali. Aku nggak kuat berdiri nih.” Inka ”Gini aja Dis, kamu ke sekolah cari Pak Yan yang jaga sekolah. Pak Yan kan punya motor. Nanti Arga biar diantar pulang sama Pak Yan. Sekarang aku di sini menemai Arga.” Gendis Bersemangat ”Ide yang bagus.” Pergi menuju ke sekolah yang masih kelihatan dari tempat itu. 218 Kelas VIII SMPMTs Agra ”In…. Lirih Maakan aku, ya. Aku sering nggangguin kamu, Gendis, Anggun, dan teman-teman yang lain.” Gendis ”Makanya kamu jangan suka ngerjain orang, apalagi mengolok-olok kekurangan mereka. Jangan suka meremehkan anak perempuan. Nyatanya, kamu membutuhkan mereka juga, kan?” Agra ”Iya deh, aku janji nggak akan ngerjain kalian lagi.” Arga betul-betul menepati janjinya. Sejak kejadian itu, ia tak pernah mengganggu teman-temannya lagi. Arga pun jadi punya banyak sahabat, termasuk Inka dan Gendis. Mereka sering mengerjakan PR dan belajar bersama. Agra Bicara sendiri ”Ternyata kalau aku nggak nakal, sahabatku tambah banyak,” pikir Arga. ”Ternyata juga, punya banyak sahabat itu menyenangkan. Kalau mereka ulang tahun kan aku jadi sering ditraktir, hihihi….” Adaptasi dari cerpen ”Kena Batunya”, Veronica Widyastuti 2. Kaidah Kebahasaan Drama B Menyimpulkan Isi Teks Persuasif C. Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi BAB 8 : Drama-Drama Kehidupan A. Mendalami Unsur-Unsur Drama B. Menafsirkan Kembali Isi Drama C. Menelaah Struktur dan Kaidah Drama D. Menulis Drama BAB 9 : Kembangkan Kegemaran Membaca A. Menggali Informasi dalam Buku Fiksi dan Nonfiksi B. Menyajikan 107  Kegiatan dan Instrumen Penilaian • Penilaian afektif berkenaan dengan kesantunan, kreativitas, dan keterbukaan siswa memahami isi drama dan memerankannya. Guru dapat mencatat sikap-sikap lainnya yang muncul dalam kegiatan itu. Penilaian tersebut dapat dinyatakan secara deskriptif. Nama Siswa Afektif Kesantunan Kreativitas Keterbukaan • Penilaian kognitif dilakukan ketepatan dan kelengkapan jawaban siswa atas soal-soal yang sifatnya menguji pemahaman siswa, seperti yang terjadi pada Kegiatan Nama siswa .... Kegiatan Kriteria Penilaian Ketepatan Kelengkapan Kebakuan Ba- hasa • Penilaian psikomotor dalam subpelajaran ini dilakukan atas kinerja siswa dalam memerankan drama dan mengomunikasikan hasil- hasil kegiatan diskusinya. Kriteria penilaiannya, di antaranya dapat menggunakan rubrik yang tersaji dalam Buku Siswa. C. Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Drama Kompetensi Dasar Menelaah karakteristik unsur dan kaidah kebahasaan dalam teks drama yang berbentuk naskah atau pentas.  Proses dan Prosedur Pembelajaran  Mengamati Model • Guru kembali menunjukkan suatu model drama dalam Buku Siswa untuk dibaca siswa atau dengan melalui penayangan dengan LCD. • Guru meminta siswa untuk mengamati teks tersebut dan mencatat hal-hal yang mereka anggap menarik, terutama berkaitan dengan struktur dan kaidahnya sepanjang yang mereka pahami. 108 Judul teks drama .... Catatan Hasil Pengamatan Siswa Aspek Hasil Pengamatan 1. Struktur Teks 2. Kaidah Teks • Hasil-hasil pengamatan siswa dibacakan secara bergiliran untuk kemudian dijadikan bahan pertimbangan dalam pembahasan berikutnya.  Menanya • Guru membagikan potongan kertas post-it kepada kelompok- kelompok siswa untuk diisi dengan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan struktur dan kaidah drama yang diamatinya. Kelompok .... Aspek Pertanyaan • Guru mengumpulkan kartu-kartu itu dan mencatat menempelkan di papan tulis. • Pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan KD dijadikan sebagai fokus arah pembelajaran pada langkah berikutnya. Kelompok Penanya Pertanyaan Fokus Pembelajaran  Menalar • Guru memfasilitasi siswa untuk mendiskusikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka rumuskan. Hasilnya dibacakan secara bergiliran untuk dirumuskan pula kesimpulannya yang benar. • Jawaban-jawaban siswa perlu diuji kebenarannya dengan cara meminta mereka untuk mencocokkannya dengan paparan materi dalam Buku Siswa dan sumber-sumber lainnya yang relevan siswa buku-buku di perpustakaan, e-book, laman-laman dalam internet. 109 Daftar Bacaan yang Dibaca Siswa Bentuk Bacaan Judul Uraian Pokok • Guru melakukan curah pendapat berkenaan dengan temuanhasil- hasil membaca siswa, terutama berkenaan dengan struktur dan kaidah drama. Temuan-temuan Siswa Sumber Bacaan Kesimpulan  Mengasosiasikan • Guru perlu mengembangkan pemahaman siswa tentang struktur dan kaidah drama dengan mengerjakan latihan yang ada pada Kegiatan • Guru memfasilitasinya dengan memberikan sejumlah referensi, baik itu berupa buku-buku e-book tentang teori drama dan bahan- bahan bacaan lainnya. • Siswa itu sendiri diminta pula untuk berselancar melalui internet ataupun membuka e-book yang dimilikinya guna memperkaya jawaban-jawaban mereka pada kegiatan-kegiatan latihan itu. • Guru memperkaya materi pembelajaran dengan membahas masalah kebahasaan, khsususnya tentang kalimat tanya, dengan tetap mengaplikasikannya pada teks drama yang telah dipelajari siswa lihat Jendela Bahasa. • Guru melakukan penilaian terhadap afektif, kognitif, dan psikomotor siswa selama proses kegiatan berlangsung dan beserta hasil- hasilnya.  Mengomunikasikan • Guru meminta setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan ditanggapi oleh kelompok lainnya dengan menggunakan format penilaian seperti yang tersedia di dalam Buku Siswa. 110 • Guru dapat memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dengan memanfaatkan tanggapan-tanggapan mereka pada presentasi temannya itu.  Kegiatan dan Instrumen Penilaian • Penilaian afektif berkenaan dengan sikap rasa ingin tahu, kritis, dan bertanggung jawab selama siswa melakukan penelahaan terhadap struktur dan kaidah drama. Nama Siswa Afektif Rasa Ingin Tahu Kritis Bertanggung awab • Penilaian kognitif dilakukan ketepatan dan kelengkapan jawaban siswa atas soal-soal kognitif yang terdapat pada Kegiatan Kriteria penilaian berdasarkan aspek ketepatan, kelengkapan, dan kebakuan bahasanya. Nama Siswa Kognitif Ketepatan Kelengkapan Kebakuan • Penilaian psikomotor dapat berupa penilaian praktik, yaitu difokuskan pada kegiatan siswa ketika mempresentasikan hasil diskusinya. 111 Nama Kelompok Siswa Aspek Penilaian Jumlah Keruntutan Kejelasan Komunikatif D. Menulis Teks Drama
Menetukanhal-hal penting dari kutipan teks ulasan yang disajikan 3. Mengidentifikasi penulisan kata yang salah dalam kutipan teks ulasan 3.12 Menelaah struktur dan kebahasaan teks ulasan (film, cerpen, puisi, novel, karya seni daerah) yang diperdengarkan dan dibaca Indikator: 1. Menentukan bab struktur teks ulasan yang disajikan 2.
- Berbeda dengan karya sastra lainnya, drama mempertimbangkan banyak hal berkaitan dengan penyajiannya di atas panggung. Andri Wicaksono dalam Kreatif Menulis Sastra 2014 berpendapat, dibanding genre karya sastra lainnya novel, cerpen, dan puisi, drama memiliki keunikan tersendiri. Penulis naskah drama menyusun cerita sedemikian rupa agar penonton dapat memahami alur dengan jelas. Alur disusun secara sistematis demi mendapat apresiasi yang baik dari drama Struktur dalam drama menjadi penting dalam kita mempelajari tentang drama. Berikut merupakan struktur yang ada dalam drama 1. Babak atau episode Penulis naskah drama biasa membedakan babak satu dengan babak lainnya berdasarkan susunan alur cerita dalam drama atau susunan waktu. Pembagian babak atau episode adalah bagian penting dalam sebuah drama. Ia sebagai penanda susunan alur, sehingga mempermudah pembaca memahami cerita yang hendak disampaikan. Baca juga Pengertian dan Karakteristik Drama2. Adegan Runtutan cerita dalam drama dibagi dalam babak dan adegan. Adegan ditandai dengan pemunculan tokoh atau pergantian suasana. Pergantian suasana tersebut dapat diiringi dengan pergantian tata panggung, tata cahaya, properti panggung, atau perubahan sikap tokoh. 3. Dialog Dialog adalah pembeda drama dengan karya sastra lainnya. Menurut Herman J. Waluyo dalam Drama Teori dan Pengajarannya 2006, dalam menyusun dialog ini pengarang harus benar-benar memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari. Dialog berguna untuk menggiring tokoh dalam konflik. Dialog dapat membangun ekspresi, emosi, pemikiran, pembentukan karakter, bahkan motivasi gerakan yang dilakukan oleh pemeran. Dialog terjadi karena percakapan antara dua tokoh atau lebih yang terdapat dalam drama. Sementara percakapan dengan satu tokoh disampaikan dalam bentuk monolog. Monolog merupakan percakapan atau narasi yang disampaikan oleh satu tokoh, tanpa ada balasan dari tokoh lain. 312 Menelaah struktur dan kebahasaan teks ulasan (film, cerpen, puisi, novel, dan karya seni daerah) yang diperdengarkan dan dibaca 3.16 Menelaah karakteristik unsur dan kaidah kebahasaan dalam teks drama yang berbentuk naskah atau pentas: 4.16 Menyajikan drama dalam bentuk pentas atau naskah:

218 Kelas VIII SMPMTs Agra ”In…. Lirih Maakan aku, ya. Aku sering nggangguin kamu, Gendis, Anggun, dan teman-teman yang lain.” Gendis ”Makanya kamu jangan suka ngerjain orang, apalagi mengolok-olok kekurangan mereka. Jangan suka meremehkan anak perempuan. Nyatanya, kamu membutuhkan mereka juga, kan?” Agra ”Iya deh, aku janji nggak akan ngerjain kalian lagi.” Arga betul-betul menepati janjinya. Sejak kejadian itu, ia tak pernah mengganggu teman-temannya lagi. Arga pun jadi punya banyak sahabat, termasuk Inka dan Gendis. Mereka sering mengerjakan PR dan belajar bersama. Agra Bicara sendiri ”Ternyata kalau aku nggak nakal, sahabatku tambah banyak,” pikir Arga. ”Ternyata juga, punya banyak sahabat itu menyenangkan. Kalau mereka ulang tahun kan aku jadi sering ditraktir, hihihi….” Adaptasi dari cerpen ”Kena Batunya”, Veronica Widyastuti 2. Kaidah Kebahasaan Drama Sebagaimana yang tampak pada contoh drama tersebut kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks drama hampir semuanya berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya. Kalimat langsung dalam drama lazimnya diapit oleh dua tanda petik ”....”. Teks drama menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena melibatkan banyak pelaku tokoh, kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka. Lain halnya dengan bagian dialognya, yang kata gantinya adalah kata orang pertama dan kedua. Mungkin juga digunakan kata-kata sapaan. Seperti yang tampak pada contoh teks drama tersebut bahwa kata-kata ganti yang dimaksud adalah aku, saya, kami, kita, kamu. Adapun kata sapaan, misalnya, anak-anak, ibu. Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama juga tidak lepas dari munculnya kata-kata tidak baku dan kosakata percakapan, seperti 219 Bab 8 Bahasa Indonesia kok, sih, dong, oh. Di dalamnya juga banyak ditemukan kalimat seru, suruhan, pertanyaan. Perhatikan contoh berikut 1. Selamat pagi, Anak-anak 2. Selamat pagi, Buuuuuu 3. Wah…jangan marah dong, aku kan cuma bercanda 4. Arga, kenapa sih kamu selalu usil? 5. Kenapa kamu selalu mengejek aku? 6. Memangnya kamu suka kalau diejek? 7. Aduh…maaf deh Kamu marah ya, In? Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut. 1 Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu konjungsi temporal, seperti sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian. 2 Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat. 4 Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, seperti merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami. 5 Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, ramai, bersih, baik, gagah, kuat. sumber 220 Kelas VIII SMPMTs Kegiatan 1. Cermatilah kaidah atau itur-itur kebahasaan yang ada pada salah satu teks drama pada pelajaran sebelumnya. 2. Bersama empat orang teman, catatlah kaidah-kaidah kebahasaan yang menandai teks drama tersebut Judul drama . . . . Kaidah Kebahasaan AdaTidak Ada Keterangan Kutipan Teks a. Kalimat langsung b. Kata ganti c. Kata tidak baku d. Kosakata percakapan e. Konjungsi temporal f. Kata kerja g. Kata sifat h. Kalimat seru i. Kalimat perintah j. Kalimat tanya 3. Sajikanlah hasil pengamatan kelompokmu itu pada karton manila atau kertas post-it. 4. Pajanglah hasilnya pada papan tulis atau pada dinding kelas dengan perekat yang tidak mengotorinya. 5. Mintalah kelompok lain untuk secara bergiliran mengomentari hasil kerja kelompokmu itu berdasarkan kelengkapan, ketepatan, dan kerapian dalam penyajiannya. Bagaimana tanggapanmu dengan komentar-komentar mereka itu, menerimakah? Jendela Bahasa Kalimat Tanya Kalimat tanya introgatif adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang. Kalimat tanya digunakan ketika ingin mengetahui barang, orang, waktu, tempat, cara, dan yang lainnya. 221 Bab 8 Bahasa Indonesia Perhatikan contoh penggunaannya dalam penggalan wacana di bawah ini. 1 Di antara kerumunan muncullah seorang lelaki muda mendekati ibu tadi lalu berjongkok. 2 ”Ibu mau pergi ke mana?” 3 ”Aku mau pulang,” katanya dengan nada lemah. 4 ”Pulang ke mana?” 5 ”Sebenarnya aku sudah mengunjungi rumah kakakku, tetapi tidak ada di rumah.” 6 ”Memangnya rumah ibu di mana?” 7 ”Rumahku jauh di Garut. Eh, ehm… anu.” 8 ”Ada apa Bu?” 9 ”Be… be… begini, Jang.” 10 ”Aku butuh uang untuk ongkos pulang.” 11 ”Uangku habis bahkan untuk membeli minum pun tidak ada.” Sumber Cerpen “Ibuku Sayang, Ibuku Malang” oleh Lina Budiarti. Kalimat tanya dinyatakan dengan kalimat nomor 2, 4, 6, dan 8. Selain ditandai oleh tanda tanya ?, kalimat itu disertai dengan kata tanya mana dan apa. Meskipun demikian, kalimat tanya ada pula yang tidak disertai dengan kata tanya. Perhatikan contoh sebagai berikut. a. Kak Alam sudah kuliah? b. Ini rumah Pak Kosasih? c. Tadi malam hujan, ya? Kalimat tanya pun banyak sekali ragamnya. Ada yang disebut dengan kalimat tanya retoris, kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban ”ya” atau ”tidak”, kalimat tanya yang memiliki tujuan selain bertanya. Berikut contoh-contohnya a. Kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban ya atau tidak. Kalimat ini biasa digunakan untuk tujuan klariikasi atau meminta kepsatian. Contoh 1 Jadi, betul para petani di sini mengalami gagal panen? 2 Katanya Anda mau menanam sayur-sayuran di lahan ini? 222 Kelas VIII SMPMTs b. Kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. pertanyaan retoris Contoh 1 Petani mana yang tidak ingin untung dari usahanya? 2 Siapa sih yang berharap usahanya merugi terus? c. Kalimat tanya yang memiliki tujuan selain bertanya. Dari segi tujuannya kalimat ini serupa dengan kalimat perintah. Kalimat itu sesungguhnya berisikan suruhan, permintaan, ajaan, rayuan, sindiran, sanggahan. Contoh 1 Mau tidak kamu mengambil benih itu di rumah Pak Lurah? permintaan, suruhan. 2 Kamu mau kan bekerja di kebun saya? ajakan 3 Masa seorang petani sekadar untuk menanam padi pun tidak bisa? sindiran D. Menulis Teks Drama

MateriPokok : C. Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Drama. Alokasi Waktu : 2 x 40 menit . A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Guru perlu mengembangkan pemahaman siswa tentang struktur dan kaidah drama dengan mengerjakan latihan yang ada pada Kegiatan 8.6. Guru memfasilitasinya dengan memberikan sejumlah Skripsiskripsi yang sudah ada, berkaitan dengan drama hanya menganalisis struktur drama saja dan mengabaikan tekstur drama. Padahal tekstur drama juga penting dalam menganalisis drama. Sehubungan dengan hal di atas peneliti tertarik untuk meneliti drama secara utuh, yaitu struktur dan tekstur. Naskah drama dibangun oleh struktur dan tekstur wvTad.
  • z9de6ykynn.pages.dev/225
  • z9de6ykynn.pages.dev/205
  • z9de6ykynn.pages.dev/282
  • z9de6ykynn.pages.dev/201
  • z9de6ykynn.pages.dev/213
  • z9de6ykynn.pages.dev/210
  • z9de6ykynn.pages.dev/67
  • z9de6ykynn.pages.dev/176
  • z9de6ykynn.pages.dev/301
  • menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks drama